Sleman – Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMAKS) Fakultas Ekonomi dan Sosial Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta (FES UNJAYA) menyelenggarakan Webinar Audit dengan mengusung tema “Peran Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi dalam Mencegah Fraud di Era 4.0” pada Kamis, 28 Juli 2022 yang dihadiri 712 peserta. Tujuan dari webinar ini yakni memberikan serta meningkatkan wawasan kepada para mahasiswa khususnya dan juga para auditor pada umumnya bagaimana bisa mencegah dan menangani kasus-kasus fraud di era 4.0 ini.
Webinar kali ini, dipandu oleh dosen Akuntansi FES UNJAYA Mega Handayani, S.E., M.P.Acc. selaku moderator dan menghadirkan Muhammad Azema Wiraka Albar, M.Comm, CISA, CFrA. sebagai narasumber. Bapak Muh. Azema Wiraka Albar adalah Pemeriksa Muda, Auditorat Utama Investigasi Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) yang sudah banyak pengalaman dalam audit di berbagai instansi baik dalam maupun di luar negeri.
Dekan FES UNJAYA bapak Edhy Tri Cahyono, S.Si., M.M. dalam sambutan pengantar acara menyampaikan bahwa perkembangan serta penggunaan teknologi khususnya pada bidang akuntansi di era 4.0 sangatlah pesat, karenanya harus diimbangi dengan peningkatan kemampuan atau skill memadai untuk bisa mengatasi kemungkinan-kemungkinan penyimpangan yang terjadi. Karena teknologi ibarat pisau bermata dua, bisa dipakai untuk mendatangkan banyak manfaat positif bagi organisasi, di sisi lain juga punya potensi untuk bisa merugikan organisasi karena dengan teknologi penyimpangan juga bisa menjadi lebih canggih. Melalui webinar ini, beliau berharap mahasiswa akuntansi khususnya dan para akuntan dapat mengambil peran yang strategis dalam mengatasi berbagai jenis fraud, yang mana akan melibatkan berbagai bidang disiplin ilmu terkait pengendalian keuangan, sehingga ini menjadi tantangan baru bagi mahasiswa akuntansi untuk memperkaya keilmuannya untuk tetap bisa eksis dimasa mendatang.
Narasumber Muhammad Azema Wiraka Albar dalam pemaparannya menjelaskan terkait penggunaan akuntansi forensik yang dapat digunakan untuk pengungkapan kasus fraud pada perusahaan baik pemerintah maupun swasta. Fraud umumnya disebabkan oleh adanya kesempatan, tekanan, dan rasionalisasi. Selain itu, ditambah dengan adanya bencana yang menerjang perusahaan tersebut, perusahaan akan cenderung menanggulangi bencana yang terjadi dibandingkan dengan melakukan investigasi terkait kecurangan. Akan tetapi fraud juga dapat diminimalisir dengan penerapan internal kontrol yang baik.
Beliau menambahkan, di era revolusi industri 4.0 melakukan pekerjaan akuntansi tidak hanya sekedar pencatatan dan pembuatan laporan keuangan, tetapi juga memahami akuntansi forensik untuk memecahkan permasalahan hukum yang berhubungan dengan keuangan, terutama kasus yang menimbulkan kerugian. Dalam melakukan pekerjaannya, seorang akuntan harus memahami penggunaan berbagai macam teknologi forensik.