Sleman- Tim mahasiswa dari Program Studi Hukum, Fakultas Ekonomi dan Sosial, Universitas Jendera Achmad Yani Yogyakarta, yang terdiri dari Rio Ananda Andriana, LM Alif Pratama dan Pramesti Ratu Fiqih berhasil menjadi juara pertama Essay Competition Revolution Of Energy (REVOGY) 2022 yang diselenggarakan oleh Society of Renewable Energy Universitas Gajah Mada pada 18 Oktober-26 November lalu. Perlombaan ini terdiri dari beberapa tahapan proses seleksi mulai dari pendaftaran dan pengumpulan karya sampai dengan pengumuman awarding dan presentasi esai. Pada tahap final terdapat beberapa tim yang berasal dari Universitas Gajah mada, Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, dan Politeknik Negeri Semarang.
Karya esai tim mahasiswa UNJAYA ini mengangkat tema tentang teknologi untuk energy terbarukan yang berjudul “RETALTIVE: Renewable Energy Digital Cooperative sebagai Upaya dalam Mengembangkan PLTS Atap untuk Mencapai Net Zero Emissions di Tahun 2060”. Menurut Ratu, karya tulis mereka berangkat dari persoalan yang mereka temukan mengenai kurangnya pendanaan terkait dengan peningkatan kapasitas energy terbarukan. “Ketika kurangnya pendanaan, tentunya energi terbarukan tidak akan berkembang dan meningkat. Alhasil kami membuat inovasi agar pendanaan energi terbarukan dapat meningkat dengan cara membuat koperasi digital, hal ini tentunya akan mendukung target Net Zero Emissions di tahun 2060. Koperasi yang kami buat ini khusus untuk meningkatkan PLTS Atap, karena PLTS Atap adalah jenis PLTS yang sangat memungkinkan dikembangkan di Indonesia, sebab bersumber dari energi surya, serta harga PLTS Atap juga terjangkau dan bisa menekan pembiayaan listrik per kapita. Inovasi kami juga mendukung beberapa poin Sustainable Development Goals, seperti poin 13 yaitu terkait dengan penanganan perubahan iklim.” Ratu menyampaikan dalam rilis yang dikirim Kamis (11/01)
Manfaat yang dapat dirasakan dari penerapan inovasi ini diantaranya masyarakat bisa beralih ke energi terbarukan (energi bersih) yang ramah lingkungan, berbeda dengan energi fosil saat ini (PLTU) yang banyak menghasilkan polusi dan berbagai pencemaran lingkungan ke sekitar masyarakat. Inovasi ini juga dapat membuka lapangan kerja baru, karena penerapannya membutuhkan peran masyarakat dalam hal menambah PLTS Atap. Kemudian sektor pertanian masyarakat akan kembali membaik, karena di beberapa daerah yang dekat dengan PLTU, banyak ekosistem pertanian yang hancur. Dengan banyaknya PLTS Atap atau energi terbarukan, sektor pertanian akan membaik serta mendukung ketahanan pangan.
Meski baru sebatas ide yang mereka tuangkan dalam sebuah karya tulis, namun Rio, Alif dan Ratu berharap bisa menginspirasi kepada mahasiswa lainnya dalam pengembangan teknologi untuk meningkatkan kapasitas energy terbarukan “Sesama mahasiswa mari kita terus semangat untuk berkarya dan membanggakan nama kampus,” katanya. -Dn